PIJAR NTT (Perhimpunan Jurnalis Alor)

January 13, 2010

Masyarakat Hulani Bangun Jalan Secara Swadaya

Filed under: Uncategorized — pijarntt @ 03:51

Kalabahi -Ini prilaku yang pantas diteladani desa/kelurahan lain yang ada di Kabupaten Alor. Secara swadaya, masyarakat Desa Hulani Kecamatan Alor Barat Laut secara swadaya membangun jalan seluas 3 KM. Ruas jalan yang dibangun itu menghubungkan Ibukota Desa Hulnani dengan Dusun II Manggali yang merupakan daerah kantong komoditas rakyat di wilayah itu. 

Kepala Desa Hulnani Ahmad Kawule kepada Ombay News di Kalabahi pekan silam mengaku selain membangun jalan secara swadaya sepanjang 2 KM selama seminggu dari tanggal  2 Desember 2009, masyarakat Desa Hulanni huga secara swadaya menanam anakan cengke  diatas lahan usaha tani seluas 2 Ha di wilayah pemerintahan RT 08 Dusun II Manggali dengan jarak tanam  5X5
Orang Nomor satu di desa Hulnani yang saat itu didampingi PPL wilayah itu menambahkan penanaman anakan cengke ini dimaksudkan untuk mencegah prilaku petani yang bergantung pada kebiasaan bercocok tanam dengan metode ladang berpindah.   Sedangkan alasan membangun jalan yang menhubungkan Hulnani dengan Manggali itu lebih disebabkan karena Manggali yang merupakan daerah kantong hasil komoditas rakyat di wilayah itu selama ini belum ada ruas jalan yang memadai. Dua kegiatan ini diikuti seluruh warga desa Hulnani melalui 10 kelompok tani yang juga dihadiri  Camat Alor Barat Laut, Sekwilcam, PPL, Kades Lawalu, Kades Oamate dan Kades Tuan Rumah Desa Hulnani, mereka diterima secara adat di lokasi kegiatan oleh masyarakat setempat.  Setelah dilakukan penanaman dan pembukaan jalan dilakukan dialog antara warga desa Hulnani dengan Camat dan sejumlah pejabat yang hadir.
Kawule mengaku tidak pernah merasa lelah bersama Warga Masyarakat yang dipimpinnya karena yang dijunjung masyarakat di desa yang diarsiteknya itu adalah  tradisi gotong royong yang sudah membudaya sejak turun temurun.
Kawule yang sudah dipercayakan memimpin Hulnani dari tahun 2001 ini menambahkan bahwa seiring dengan Program Pemeritan Kabupaten Alor TRI KRIDA dapat memotovasinya  bersama masyarakat untuk melangkah maju membangun kampung halaman- Hulnani tercinta. Wujudnya demikian Kawule dalam limit waktu tujuh hari kerja yaitu dari tanggal  Desember 2009  telah diadakan kegiatan pembukaan jalan baru ke kantong-kantong produksi hasil pertanian dari Hulnani ke Manggali sepanjang 3 KM secara swadaya murni. Dimana hari kegiatan terakhir telah diisi dengan penanaman anakan cengkeh secara masal sebanyak 1200 pohon dijadikan sebagai lahan percontohan.
Dia menambahkan  kegiatan penanaman ini, merupakan penjabaran dari program nasional yang dicanangkan Menteri Kehutanan RI melalui semangat  One Man One Tree yang jika diterjemahkan dalam bahawas Hulnani Name Nu-Ajel No.
Kades Hulnani berharap  agar kegiatan menanam dan pembukaan jalan secara swadaya ini mendapatklan dukungan dari pemerintah kabupaten untuk meningkatkan status jalan yang dibuka secara swadaya ini melalui pengerasan di tahun mendatang.  Kepala Desa Hulnani dan  Kepala Desa Oa-Mata demikian Kawule sudah memiliki komitmen untuk membangun ruas jalan yang menghubungkan Desa Hulnani dan Desa Oa Mate.  “Mudah-mudahan Bapak Bupati Alor Drs.  Simeon Th. Pally dapat menindak lanjuti pembukaan Jalan Desa yang sudah dibuka oleh masyarakat. Karena jalan ini dimanfaatkan untuk mengakses hasil produksi masyarakat petani (Kemiri, pinang dan cengkeh),” katanya penuh harap.  Dua kepala Desa di wilayah Kecamatan Alor Barat Laut ini bahkan sudah mengagendakan waktu untuk bertemu  Bupari Alor Drs Simeon Th. Pally untuk meminta kesediaan orang nomor satu di daerah ini  peresmikan ruas jalan yang telah dibangun secara swadaya sekaligus melihat langsung  hasil-hasil pertanian di Hulnani (Manggali).
Sedangkan Camat Alor Barat Laut Ade Dharma Massa, S.Sos pada kesempatan itu mengatakan bahwa Kepala Desa Hulnani dan masyarakat  begitu serius menjunjung tinggi tradisi gotong-royong yang diwariskan para leluhur di daerah ini. Ade Dharma berjanji  secara terus menerus  hadir bersama masyarakat dalam kegiatan apapun yang di kerjakan secara gotong-royong. Dalam kaitannya dengan pembukaan jalan baru secara swadaya, Ade Dharma  sangat mendukung dan meminta dukungan masyarakat Hulnani untuk membuka ruas jalan di Kawasan Rekreasi pegunungan, karena dari gunung Manggali kita bisa melihat pemandangan ke laut pesisir Kecamatan Abal bahkan ke seberang Pulau Pantar, Pura, Ternate, Tereweng dan Pulau Buaya. Ade Dharma mengharapkan agar masyarakat dapat menanam pohon atau   tanaman keras dan tanaman komoditi dan berjanji akan melakukan penilaian terhadap jumlah tanaman warga masyarakat di Desa Hulnani, siapa yang menanam paling banyak akan diberi hadiah khusus. PIJAR-Moris -ON

January 11, 2010

Pelayanan RS Bergerak Mola Tidak Maksimal

Filed under: Uncategorized — pijarntt @ 02:46

KALABAHI – Pelayanan di Rumah Sakit Bergerak Mola hingga saat ini belum maksimal. Ini terjadi karena masih kurangnya berbagai sarana dan prasarana pendukung.
Demikian dikatakan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan (Plt Kadis Kesehatan) Kabupaten Alor, Dr. Muhidin Aroeboesman, saat ditemui wartawan awal pekan ini di Kalabahi. RS Bergerak ini dibangun pemerintah pusat di wilayah Mola. RS ini tidak didukung dengan sarana penunjang yang memadai, baik di ruangan pelayanan medis, maupun rawat inap.
Dalam pantauannya, kata Dokter Muhidin, ditemukan adanya ketidak-efektifan dalam pelayanannya. Ia menyebutkan, ruang rawat inap yang disiapkan tidak difungsikan, sebab tidak memenuhi syarat untuk tindakan rawat inap. Di RS tersebut hanya disiapkan tempat tidur, tetapi makanan untuk pasien tidak ada.
Hal lainnya, lanjut Muhidin, yakni sejumlah ruang pelayanan, seperti radiology, laboratorium dan sebagainya juga tidak memiliki fasilitas penunjang dasar, seperti listrik. Padahal, berbagai peralatan di RS tersebut cukup lengkap dengan standart komputerisasi yang membutuhkan energi listrik.

“Fasilitas RS bergerak cukup lengkap, tetapi untuk mengoperasikan hanya menggunakan genset, sehingga kekuatannya tidak seberapa, ”ujar Muhidin.
Muhidin menambahkan, ketidakefektifan berikutnya adalah letak atau lokasi RS bergerak tersebut. RS ini, jauh dari RSUD Kalabahi, sehingga banyak masyarakat yang tidak datang ke RS tersebut.
“Data yang kami peroleh, rata-rata setiap harinya mencapai 100 orang yang berobat di RS Bergerak. Pelayanan ini sudah selesai sekitar pukul 11.00 wita atau hingga pukul 12.00 wita. Setelah itu petugas sudah tidak ada aktivitas. Padahal petugas yang ditempatkan di RS tersebut cukup banyak, ”ungkap Muhidin.
Berkaitan dengan personil di RS tersebut, dari dinas akan melakukan pengkajian lebih dalam untuk melakukan penarikan sejumlah petugas medis untuk ditempatkan di sarana kesehatan lainnya yang dibutuhkan.
“Kalau pikiran saya, RS Bergerak tersebut lebih cocok tangani kasus-kasus emergency, ”tambah Muhidin.
Sementara itu, Direktur RS Bergerak Mola, dr. Ketut Indrayana yang dikonfirmasi, mengungkapkan, persoalan mendasar sehingga RS Bergerak tersebut berjalan kurang efektif akibat masalah komitmen antara pemerintah pusat dan Pemkab yang tidak jalan.
Menurut Ketut, dalam kesepakatan yang ada, tahun pertama operasional RS ini ditanggung 100 persen oleh pusat, tahun kedua 75 % pusat dan 25 % Daerah, tahun ketiga setengah-setengah, dan tahun keempat terbalik 25 % pusat dan 75 % daerah, dan tahun kelima di serahkan kepada Pemkab.
Meski RS ini sudah memasuki tahun kedua, tetapi dari daerah belum menjalankan kewajibannya, demikian pula pemerintah pusat tidak sepenuhnya melaksanakan komitmen yang ada.
Contoh paling kecil adalah masalah listrik. Sebenarnya sejak awal pembangunan RS ini harus sudah terpasang listrik PLN. Akibat belum terpasang maka pelayanannya belum maksimal.PIJAR-otek

January 7, 2010

PIJAR Terbuka Untuk Semua Wartawan

Filed under: Uncategorized — pijarntt @ 14:17

“Terang Untuk Semua (Light for All). Itulah moto PIJAR. Moto ini tentu menjadi tantangan berat buat kami untuk menjadi pewarta yang dapat menerangkan kepada semua masyarakat luas tentang apa saja yang sedang terjadi dalam perarakan pembangunan di segala bidang, pada aras nasional, regional dan lokal  di daerah ini, “ujar Linus Kia, Ketua PIJAR mengawali pidato deklarasinya.
Sudah Sejak lama, kata Ketua Pijar, dunia mengakui institusi pers sebagai pilar keempat dari piramida demokrasi, selain eksekutif, legislatif dan yudikatif. Karena itu, perkembangan pesat dari dunia pers, seiring dengan demikian kompleksnya dinamika pembangunan dewasa ini, memaksa para pekerja pers berperan lebih luas dalam menyalurkan gelombang aspirasi rakyat yang datang bagai air bah.
PIJAR, kata Linus Kia, tak sekadar ditetaskan begitu saja. Dia lahir berkat sebuah perjalanan waktu yang panjang, seiring sejarah kiprah insan pers dan tumbuhnya perusahaan media, khususnya media cetak di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan di Kabupaten Alor.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa sejak berakhirnya Orde Baru pasca kejatuhan Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 lalu, telah menjadi berkah tersendiri bagi dunia pers. Tak bisa dipungkiri, bahwa di era Orde Baru, kebebasan pers masih dibelenggu sehingga masyarakat sangat sulit memperoleh informasi melalui media massa yang jumlahnya sangat terbatas. Kementerian Penerangan masa Orde Baru, jelasnya, seperti ‘Satpam’ bagi pers dengan ancaman senjata bredelnya.
Namun, di era reformasi ini, masyarakat justru bingung memilih media massa yang tumbuh seperti jamur di musim hujan. Hal itu setelah Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok-Pokok Pers diganti dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang ditandatangani Presiden BJ Habibie pada 23 September 1999.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, lanjutnya, memberi ruang lebar bagi kebebasan pers. Bahkan, syarat mendirikan perusahaan pers pun diperlonggar. Buktinya, di masa Orde Baru, hanya sedikit media yang ber-SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers), tetapi kini sudah seribu lebih media yang lahir di Republik ini, baik media cetak, elektronik maupun digital atau online.
Di Propinsi NTT yang sebelumnya hanya Pos Kupang yang eksis, kemudian bermunculan banyak media cetak baik harian maupun mingguan. Bahkan media cetak mingguan tumbuh di hampir semua kabupaten di NTT. Dan di NTT, Kabupaten Alor merupakan pioner karena sebagai kabupaten pertama di NTT yang memiliki koran lokal yakni Alor Post pada tahun 2001, kemudian Sinar Alor Pos. Mengalami perkembangan, maka saat ini koran lokal Alor yang eksis dan berkantor pusat di Kalabahi ada tiga media mingguan yakni Alor Pos, Ombay News dan Nusa Alor Pos.
Sedangkan media cetak terbitan Kupang dan beredar tetap di Kabupaten Alor saat ini yakni Surat Kabar Harian Pos Kupang, Harian Timor Expres, Tabloid Mingguan Buser Timur, Tabloid Mingguan Vista dan Media Mingguan Demos. Sedangkan media elektronik nasional yang punya reporter di Kabupaten Alor yakni RCTI, serta media online yakni Indowarta.com dan NTT Online.
Ketua Pijar, menambahkan, dengan melihat semakin banyaknya para wartawan atau yang sering disebut kuli tinta/kuli disket/kuli flashdisk yang melaksanakan kegiatan jurnalistik di Kabupaten Alor, maka muncul ide dan komitmen untuk membentuk sebuah wadah organisasi profesi wartawan berskala lokal di daerah ini.
Setelah melalui beberapa kali pertemuan akhirnya para wartawan/wartawati di Kalabahi menandatangani kesepakatan bersama yang kemudian dinamakan “Resolusi Monbang” sebagai tempat pertemuan awal di Perkampungan Tradisonal Monbang untuk membentuk organisasi yang diberi nama Perhimpunan Jurnalis Alor atau PIJAR.
“Wadah ini terbuka sebagai tempat berhimpun sekaligus berlindung para wartawan/wartawati dari berbagai media yang melaksanakan kerja jurnalistik di daerah ini. Meski demikian, PIJAR tidak mengintervensi kebijakan setiap media karena setiap media memiliki otoritas masing-masing. PIJAR hanya ikut berupaya mendorong pers untuk meningkatkan bobot kualitatif berdasarkan nilai-nilai profesional, karena kemerdekaan pers yang profesional menuntut segenap insan pers untuk membangun kualitas sumber daya manusia pekerja pers, kualitas pemberitaan yang mengacu pada prinsip cover both side atau bahkan cover all side, serta kinerja yang punya tanggung jawab moral terhadap etika profesi, “ujarnya.
Untuk menjawab panggilan dan tuntutan pelayanan, organisasi profesi yang dideklarasikan, kata Linus Kia, menawarkan maksud dan tujuan kelahirannya melalui tiga bidang yakni Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bidang Advokasi dan Bidang Sosial Kemasyarakatan.(pijar)

December 18, 2009

Hello world!

Filed under: Uncategorized — pijarntt @ 14:05

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Blog at WordPress.com.